PAK HAJI. Itulah orang-orang
memanggil H. Kamaruddin SE, tokoh
muda penuh potensi. H. Kamruddin dimata banyak kalangan dilihat sebagai pribadi
komplek: Agamis, nasionalis dan humanis.
Meski multitalenta, tak membuat
suami dari Rusmaidar ini tampil eklusif. Sederhana dan bersahaja,
adalah ciri khas penampilan
kesehariannya. Pun demikian, dalam hal-hal tertentu menyangkut tugas dan fungsinya sebagai anggota parlemen, ayah dari Fajar
Ziyadi, Dinda Maisyarah al Vira, dan Eka Seroja ini, terka- dang tampil garang.
Hal paling tidak ia sukai adalah
melihat sesuatu persoalan secara parsial lalu di jadikan
komoditas politik untuk charakter assassination (pembunuhan kakakter)
seseorang. “Itu terkadang membuat saya
emosi”, jelas H. Kamaruddin dalam
bincang-bincang dengan Firdaus NB dari
me- dia ini diruang kerjanya pekan lalu.
Menurut
Wakil Ketua DPR-K Aceh Barat itu, dalam
hidup butuh kejujuran dan keikhlasan. Kejujuran dalam bertindak dan keikhlasan
dalam berbuat. Bila ke jujuran dan
keihklasan telah menyatu, apapun yang kita kerjakan selain bernilai ibadah juga
akan menghasilkan yang bermanfaat baik bagi rakyat juga pada kita sendiri. Bila
berbuat dengan ikhlas, se mua akan berbalas dari sudut yang tidak disangka-sangka.
Karena
itu H. Kamaruddin mengajak semua elemen
masyarakat untuk mena- namkan nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan dalam
berbuat. Dan jauh lebih penting me nurut H. Kamaruddin, adalah keikhlasan
memperkecil pembedaan dan memperbesar kesamaan.
“Dengan
demikian, insya Allah Aceh Barat kedepan akan lebih baik”, katanya.
Dalam
hal ini, H. Kamaruddin secara ju jur mengakui kalau dirinya bukan is the best.
Karena itu, saran, masukan dan kritikan sa- ngat ia harapkan.
“Dengan segala kelemahan dan keter
batasan sebagai manusia, insya Allah
saya akan bekerja all out dan full time untuk ke maslahatan umat”
janji Ketua DPD II Golkar Aceh Barat.
Tapi karena Al-insanu mahal
al-khata waan nisayan (Manusia
tempat salah dan dosa) H.
Kamaruddin sangat terbuka dengan kritikan bersifat membangun. Bila ia mulai
melenceng dari aturan agama dan aturan negara mohon diingatkan. Saling ingat
mengingat sangat dianjurkan dalam agama.
“Qulli
haqqal walau kanna murran (Kata kan yang benar itu benar dan yang salah tetap
salah) harus dijalankan”, harapnya.
***
Kini,
sang multitalenta, secara resmi menyatakan akan maju dalam Pilkada 2017 sebagai wakil bupati mendapingi DR (HC) H.T Alaidinsyah (bupati
Aceh Barat sekarang). Majunya Kamaruddin sebagai wakil bupati membuat peta ke-
kuatan politik di Bumi Teuku berubah. Ka rena
Duet Haji To dan haji Din, oleh para pengamat dan analis politik lokal
dinilai sebagai duet paling ideal dan diprediksi akan memenangkan Pilbup 2017.
Namun
keputusan H. Kamaruddin SE menerima
pinangan H.T Alaidinsyah untuk mendapinginya berkompetisi dalam pesta
demokrasi lima tahunan, memang sedikit mengecewa para pendukung dan
simpatisannya. Mereka berharap, H. Kamaruddin maju sebagai calon bupati bukan
selaku wakil bupati.
Dalam
konteks ini, bukan berarti pen dukung dan simpatisan H. Kamaruddin tidak setuju berduet dengan
H.T Alaidinsyah. Bukan. Menurut
mereka, Haji To-Haji Din adalah duet yang bisa membawa Aceh Barat kearah lebih baik. Cuma dulu mereka berharap
H. Kamaruddin maju se bagai kandidat nomor Satu bukan nomor Dua alias wakil
bupati.
Hal itu disadari betul oleh H.
Kamarud din. Tapi keputusannya mengambil posisi Dua merupakan “ijtihad politik”
dan keputusan terbaik untuk kemaslahatan
umat dan kepentingan daerah. H. Kamaruddin tidak ingin ambisi pribadinya akan menghambat laju pertumbuhan pembangunan
dan ekonomi yang telah dirintis
seniornya H.T Alaidinsyah. “Itu salah satu pertimba ngan saya”, kata H.
Kamaruddin.
H. Kamaruddin sadar kalau partai,
pen dukung dan simpatisan mengharapkan dia maju sebagai bupati. Itu di hargai.
Tapi H. Kamaruddin juga sadar dan tau
diri kalau dia belum siap. Dia tak ingin jadi seca- ra instan tampa persiapan
matang.
“Saya tidak ingin seperti
layang-layang di angin kencang, cepat
melenjit tapi juga cepat
menukik”, jelasnya.
Ketika
ditanya apa programnya bila ter pilih nanti. Dengan diplomatis H.
Kamaruddinimenjawab: Program bupati seba gai mana tertuang dalam visi-misi,
itulah programnya. Program bupati adalah program yang akan dia jalankan.
”Saya
dan bupati memiliki program sama. Tidak mungkin dalam satu paket punya
visi-misi berbeda”, sambung H. Kamaruddin menjawab pertanyaan media ini
Namun
secara spesifik H. Kamarudin
menginginkan Aceh Barat
kedepan men- jadi inspiratif bagi
daerah lain dalam hal pe rapan Syariat
Islam, Pendidikan juga Bu- daya
sebagai perwujudan dari UU No 11 tentang Pemerintahan Aceh dan UU No. 44
Tentang Keistimewaan Aceh.
“Saya
berkeinginan Aceh Barat menjadi role model penerapan Syariat Islam, Pendidikan dan Budaya bagi daerah
lain. Itulah keinginan” jelas Kamaruddin.
Menurutnya,
bila Syariat Islam telah tegak, insya Allah negeri yang baldhatun tayyibatun
warrabun ghafur bisa terwujud. Kenapa? Karena Islam itu menganut nilai
nilai universal sebagai rahmatan lil alamin dan bukan rahmatan lil keluarga
atau rahma tan lil kelompok.
Begitupun
dengan Pendidikan. Pendi dikan adalah ‘rahim’ yang akan melahirkan
manusia-manusia handal dan berkua litas. Hanya insan-insan memiliki skill, dan
berkarkter yang bisa memberi kontribusi positif bagi kemaslahatan umat.
Sementara
Budaya adalah hal yang tak kalah penting. Budaya , jangan dimaknai hanya
sebatas adat-istiadad atau nilai-nilai
kedaerahan. Tapi harus diartikan dalam kon teks lebih luas. Salah satunya adalah buda ya malu.
Bila budaya malu benar-benar telah tertanam pada setiap individu terutama
para pemangku jabatan, semua penyim pangan, penyelewengan dan manipulasi
sistemik tidak akan lagi terjadi.(FNB)
Tags:
Profil
0 komentar: