27 Juli 2016

Konser SO7 Di Tunda

Personil Grub Band Shella On Seven

BANDA ACEH - Pelaksanaan “Syiar dan Syair Sheila On 7 The Light of Aceh” yang sebelumnya telah dijadwalkan Sabtu, 30 Juli 2016, ditunda pelaksanaannya pada Rabu, 10 Agustus 2016. Acara ini berlangsung mulai pukul 20.30 WIB-23.00 WIB di Open Stage Taman Budaya, Banda Aceh.

Project Director Syiar dan Syair Sheila On 7 The Light of Aceh, Ivan di Banda Aceh, Rabu (27/7), mengatakan keputusan penundaan tersebut diambil karena jadwal yang telah diagendakan jauh sebelumnya berdekatan dengan waktu meninggalnya dua ulama kharismatik Aceh, Abon Seulimum dan Abuya Djamaluddin Wali.

Ivan menyebutkan, keputusan tersebut diambil dengan kebesaran hati setelah mempertimbangkan kondisi yang ada, tanpa desakan maupun paksaan dari dari pihak manapun.

“Dengan pertimbangan menghargai dan menghormati masa duka atas meninggalnya dua ulama kharismatik Aceh ini, kami memutuskan pelaksanaan Syiar dan Syair Sheila On 7 The Light Of Aceh, kami tunda hingga 10 Agustus 2016, dengan waktu dan tempat sama,” ujar Ivan.

Menurut Ivan, saat mengetahui kabar dua ulama kharismatik Aceh meninggal, pihak Sheila on 7 juga turut berbelasungkawa. Saat itu juga, mereka mencari waktu lain dan rela bila event tersebut ditunda.

Pada acara yang dipromotori oleh Creativindo dan Delta Intermedia tersebut, grup musik asal Yogyakarta beranggotakan  Duta (vocal), Eros (gitar), Adam (bass), dan Bryan (drum), itu akan menampilkan 12 lagu hits dari 10 album yang telah mereka keluarkan.
Busana Syariah
 
Ivan menegaskan, penyelenggara mewajibkan seluruh penonton yang akan menyaksikan penampilan perdana Sheila on 7 di Aceh agar menggunakan pakaian bernuansa islami.

“Kami mewajibkan pengunjung tidak mengenakan pakaian ketat, tidak membawa narkoba, minuman beralkohol, senjata tajam dan senjata api,” tegas  Ivan.

Tak hanya itu, Ivan juga memastikan, pihaknya tetap berkomitmen memisahkan penonton laki-laki dan penonton perempuan pada event Syair dan Syair Sheila on 7 The Light of Aceh ini.

“Kami ingin event ini menjadi pilot project pelaksanaan event di Aceh. Bagi yang memesan tiket masuk, harus memastikan diri bersedia dipisahkan antara penonton laki-laki dan penonton perempuan, kecuali keluarga. Itu juga mematuhi syarat dan ketentuan berlaku,” pungkas Ivan.

The light of Aceh
Ivan mengatakan, dipilihnya tajuk The Light of Aceh untuk menyinergikan dengan program Pemerintah Aceh. Pada pertengahan 2016, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh meluncurkan slogan The Light of Aceh atau Cahaya Aceh sebagai branding baru pariwisata ujung barat Sumatera ini.

Ivan mengatakan, informasi yang diterima dari Kepala Disbudpar Aceh Drs Reza Fahlevi, dicanangkannya slogan The Light of Aceh karena pemerintah Aceh bermaksud menjadikan daerah ini tersebut sebagai destinasi wisata halal yang bernapaskan Islam di Indonesia.

“Karena itu, untuk mendukung program dimaksud, kami menggandeng Disbudpar Aceh untuk menjadikan The Light of Aceh sebagai tagline acara ini ini,” ujar Ivan.

The Light of Aceh memiliki makna keberagamam latar belakang masyarakat Aceh baik dari pendidikan, budaya, dan kegiatan. Keberagaman tersebut disatukan dalam semangat sama, berpadu memajukan pariwisata Aceh dengan menjadi cahaya dan berkat bagi dunia di segala lini, yang berlandaskan rahmatan lil ‘alamiin. (*)

Berita Terkait


Ayo bagikan

Tentang:

Suaraceh.com media nya anak muda dalam mencari berita, dikembangkan dan dibangun para intelek muda dalam dunia globaliasi

0 komentar: